Ain dan Hasad | الأكاديمية الدولية لعلوم الطب التكاملي
Ain dan Hasad:
Hasad (dengki) dan ‘ain (penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk pandangan mata,yaitu pandangan mata yang disertai rasa takjub atau bahkan iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya) adalah penyakit rohani yang paling berbahaya. Perbedaan antara hasad dan ‘ain, bahwa hasad menginginkan hilangnya nikmat, sedangkan ‘ain mengagumi sesuatu tanpa mengharapkan hilangnya nikmat tersebut (pada orang yang memilikinya). Setiap orang yang hasad, pasti ada ain, dan tidak semua yang (memiliki) ‘ain, ia hasad. Hasad lebih berbahaya.
Rasulullah SAW. bersabda, ‘’ain (mata jahat) dapat memasukkan seseorang ke dalam kubur. Dan dapat memasukkan unta ke dalam kuali’’.
Maksud dari ‘memasukkan seseorang ke dalam kubur adalah, membunuhnya dan menguburnya ke dalam kubur. Dan maksud dari ‘memasukkan unta ke dalam kuali’ adalah, ketika orang mulia (yang kena ain tsb) meninggal, pemiliknya menyembelih unta dan memasasaknya dalam sebuah kuali.
-Pertanyaan: kami mendengar bahwa sebagian orang dapat terkena penyakit ain kapan saja, benarkah itu?
Ya, benar. Sebagian orang dapat mengeluarkan ‘ain dan menimpa apa saja. Bahkan sebagian orang mampu menjatuhkan batu yang besar di atas gunung hanya dengan pandangan matanya. Pernah suatu ketika di sebuah restoran, ada seseorang menceritakan kepada temannya bahwa ia mampu mematikan seluruh penerangan restoran hanya dengan pandangan matanya. Kemudian dia memandang ke sebuah lampu dan… seketika restoran menjadi gelap. Sebagian mereka mampu membunuh dengan pandangan matanya. Dengan memandang korban beberapa saat, kemudian korban jatuh ke lantai.
-Pertanyaan : apakah seseorang yang merusak sesuatu dengan ‘ainnya, ia menjamin segala kerusakannya?
Orang yang sengaja membahayakan orang lain dengan matanya dapat diancam dengan hal tersebut. Tidak diragukan lagi bahwa dia berdosa karenanya. Yang berwenang harus menangkap pemilik ‘ain ini dan melarangnya berinteraksi dengan khalayak, dan memberinya nafkah jika ia tergolong miskin, sehingga ia bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat atau (sampai) meninggal sehingga manusia tenang dari kejahatan dan bahayanya. (Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid).
Orang yang menyebarkan ‘ain dengan sengaja (harus) menjamin terhadap bahaya yang ditimpakan kepada orang lain. Bahkan ia (boleh) dibunuh (qishos) jika ia membunuh dengan ‘ainnya. (Ibnu Ustumain).
-Pertanyaan : Rasulullah SAW. bersabda dalam sebuah hadist shahih, “’Ain itu benar adanya, ia dihadirkan syaitan dan kedengkian anak adam. Apakah setiap kedengkian menyababkan manusia diikuti oleh syaithan?
Tidak. ‘Ain bisa saja terjadi tanpa bantuan Setan. Setan yang bersama ‘ain ini disebut harisul ‘ain (penjaga ‘ain). Hadist di atas dilemahkan oleh syaikh Al-Albani, tetapi pada kenyataannya setan memang bisa masuk ke dalam tubuh orang lain karena disebabkan kedengkian sebagian orang.
Perlu dicatat bahwa sebagian besar dari Setan yang mengikuti ‘ain dan merasuki tubuh adalah setan dari golongan yang lebih tinggi. Entah itu yang paling kuat atau raja Jin.
-Pertanyaan : apakah jika ‘ain keluar Setan penjaganya juga akan keluar? Atau sebaliknya, jika Setannya keluar ‘ainnya keluar juga?
Dari pengalaman : kadang Setan keluar bersama keluarnya ‘ain, tapi kadang juga tidak terjadi. Oleh sebab itu jika seseorang terkena hasad yang diikuti oleh Setan, maka si peruqyah harus membaca sebagian ayat-ayat hasad, kemudian membaca sebagian ‘ayat syaithan’ atau ‘pembakarnya’. Kemudian mengulangi ayat hasad lagi, dan seterusnya.
-Pertanyaan : bagaimana mengetahui seseorang telah terkena hasad ataupun tidak ?
Anda dapat mengetahuinya dengan beberapa cara berikut;
1. Melalui mimpi : korban melihat seseorang yang dia kenal melihat kepadanya, dan mimpi itu berulang, atau melihat pandangan orang mengikutinya, atau memakai sesuatu yang ada bentuk mata, atau melihat pestisida atau pistol .
2. Ada orang-orang yang mudah tersinggung walaupun tidak ada sebab negative, mereka yang seperti itu kebanyakan telah tertimpa ‘ain.
3. Dengan membaca surah al-Falaq dari 30-50 kali secara berturut-turut dengan suara yang dapat di dengar,jika ia menguap atau bersendawa, berarti ia tekena hasad, ini cara termudah untuk mengetahuinya. Jika ada yang mengatakan, apa bukti hal tersebut? Apa dalil naqlinya (dari al-Quran dan al-Hadist) atau teksnya? Kita jawab : hal ini terbukti dari pengalaman dan tidak butuh bukti kebenarannya dengan dalil naqli atau teksnya. Ia tidak menyalahi teks, tidak pula syariat. Rasulullah SAW. bersabda dalam sebuah hadist shahih, “tidak apa bagi si peruqyah selama tidak ada kesyirikan.”
4. Ada beberapa gejala umum yang serupa dengan gejala ayan (sejenis gila) dan sihir seperti : nyeri pinggang atau lutut, sesak dada, susah fokus dan gangguan mental.
-Pertanyaan : bagaimana cara membedakan penyakit yang disebabkan ‘ain dan hasad dengan penyakit lain yang tak ada hubungannya dengan hasad ?
Gejala-gejala ‘ain seringkali seperti penyakit-penyakit organ tubuh, tetapi ia tidak dapat disembuhkan dengan obat dokter, seperti penyakit sendi, lesu, insomnia, bintik-bintik dan luka pada kulit, keengganan terhadap rumah, keluarga, masyarakat dan sekolah. Dan sebagian penyakit-penyakit kejiwaan; seperti pucat karena tertahannya darah, dari pembuluh darah. Merasa sesak, mengeluh, mendesah, lupa, rasa berat di belakang kepala atau dan bahu, kesemutan pada bagian yang banyak terkena penyakit ‘ain, begitu juga kepanasan dan kedinginan pada badan.
Adapun gejala gejala hasad, ujar Abdul Khaliq Atthar, bisa nampak pada harta, tubuh, keluarga, tergantung komponen pembentuknya. Jika hasad terkena pada jiwa, maka korban akan terkena dengan sesuatu yang berhubungan dengan penyakit jiwa. Seperti mendapat halangan untuk pergi ke kampus atau sekolah, atau pekerjaan, atau menghalangi dari menuntut ilmu, mempelajarinya, menghafalnya, mengumpulkan dan menyerapnya dan berkurang kecerdasan dan hafalannya.
Dan kadang terkena dengan sesuatu (yang membuatnya) cendrung untuk menyendiri, mengisolasikan diri, menjauh dari bergaul dengan keluarga dalam kehidupanbahkan merasa tidak mempunyai cinta, tepat janji dan keikhlasan dari orang-orang terdekat dan orang-orang yang mencintainya.
-Pertanyaan : bagaimana cara melindungi kepemilikan saya dari ‘ain dan hasad, misalkan saya mempunyai rumah, mobil, emas bagaimana menjaganya dari terkena ‘ain dan hasad?
Respenden : Syaikh Abul Barra.
Khusus pertanyaanmu tentang cara menjaga kepemilikan dari ain dan hasad, ketahuilah –semoga Allah menjagamu—bahwa sebab-sebabnya banyak sekali, secara umum telah dijelaskan dalam hadist Ibnu Abbas RA (hai anak laki-laki, aku mengajarimu tentang sebuah kalimat, ‘jagalah Allah maka Allah akan menjagamu’). Dan yang tidak diragukan lagi, bahwa ruqyah syar’iyah dapat menjaganya dengan izin Allah SWT. Bagaimana tidak, ada anjuran dan panduan doa kepada Allah untuk kesembuhan atau menjaga hewan dan rumah.
-Sebagian orang heran dan bertanya-tanya, apakah mungkin mobil, rumah, hewan, peralatan rumah tangga terkena ‘ain atau hasad?
Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah, iya. Telah disebutkan dalam hadist yang diriwiyatkan ‘Amir bin rabi’ah RA dan Sahl bin Hanif RA, “apabila seorang dari kalian melihat pada diri, harta, atau keluarga saudaranya sesuatu yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan baginya, sebab ‘ain adalah benar adanya” (Shahih Jami’ 556) jadi cobalah untuk mengambil semua cara yang syar’i untuk menjaga dirimu, keluargamu dari Setan baik yang berupa manusia maupun jin –Semoga Allah memberkatimu. Meminta kepada Allah agar memberikan kita hidayah, taufiq dan keberhasilan.
-Bagaimana mengetahui bahwa anda tertimpa ‘ain yang kuat?
1. Melalui mimpi, anda bermimpi ditusuk atau ditembak.
2. Pejamkan kedua mata dan bacalah surah al-Fatihah. Jika anda melihat Mata yang memandang anda di hadapan Anda (padadahal anda dalam keadaan berpejam) maka anda telah tertimpa ain yang kuat.
3. Melalui do’a, ketika mengucapkan atau mendengar “ya Allah bakarlah segala ‘ain yang kuat, keluarkanlah segala ‘ain yang kuat” maka hal tersebut akan berpengaruh jika seseorang itu tertimpa ‘ain.
-Apakah jika orang yang menebar ‘ain meninggal maka korban ain akan sembuh?
Tidak selalu begitu. Jika ‘ain yang ditebar dijaga oleh Setan maka ia tidak hilang, jika tidak dijaga oleh Setan maka dia akan hilang –dengan izin Allah– karena kematian si penebar ain.
-Bagaimana cara menyingkirkan ‘ain?
Bisa dengan mengambil bekas pakaiannya atau gelas yang dia pakai untuk minum atau meletakkan tangannya di suatu tempat, tanpa sepengetahuannya. Atau mungkin dengan berwudhu kemudian air wudhu tersebut disiramkakn ke kepala si penebar ain, lalu air itu diambil kembali dan disiramkan ke korban ain sendiri. Bisa sembuh dengan sekali lakukan, atau berulang-ulang.
-Mungkin juga menyingkirkannya dengan membaca ayat-ayat ‘ain dan hasad:
Sebaiknya mencoba dan mengetahui jenis ‘ain, apa bila dalam mata pencaharian, ‘ain tersebut dapat diselesaikan dengan ayat-ayat rejeki. Apabila pada sekolah dan kecerdasan dapat disembuhkan dengan ayat-ayat ilmu dan hikmah. Apabila pada keindahan tubuh dapat disembuhkan dengan ayat-ayat tentang keindahan (rias). Jika dalam sedekah dan amal kebaikan dapat disembuhkan dengan ayat-ayat sedekah dan ihsan. Kalau tentang berbakti kepada kedua orang tua dapat disembuhkan dengan ayat-ayat bakti begitu seterusnya. Dengan memerhatikan ruqyah ‘ain dan hasad secara umum.
Begitu juga bisa dengan memerhatikan ruqyah ‘harq’ (dengan ayat-ayat pembakar), ia merupakan cara yang sangat kuat untuk hasad. Begitu juga dengan cara bekam, ia dapat mengeluarkan ‘ain.
Dalam meruqyah anak atau orang sakit yang hilang dari keluarganya, dapat membaca, “maka kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.” (Q.S al-Qashas : 13) begitu juga dengan ayat “dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (Q.S al-Insyiqaq : 9)
Dapat pula terapi menggunakan minyak blendok (inggris : Ferula. jawa; sejenis getah?) dan habbah sauda (jintan hitam) untuk semua jenis yang tertimpa pada jiwa. Ia merupakan minyak yang paling kuat digunakan dalam terapi, di mana kekuatannya terletak pada blendok dan habbah sauda. Dan beragam cara terapi diantaranya;
1. Menggunakan minyak (salep) pada tubuh yang terkena hasad, ayan dan sihir.
2. Menggunakan minuman sirup untuk menghilangkannya dalam tubuh dan mengeluarkan sihir yang melalui perantara makanan dan minuman.
3. Menggunakan obat tetes pada hidung untuk sihir yang melalui perantara penciuman dan jin yang mengacaukan pikiran dan konsentrasi.
4. Menggunakan obat tetes telinga untuk sihir yang melalui perantara telepon (pendengaran).
– Cara mempersiapkannya adalah sebagai berikut
(Setengah liter minyak zaitun) + ( blendok (Arab : Hiltiit. bahasa jawa, sejenis getah?) seukuran telur) + (satu sendok makan habbah sauda) diletakkan di dalam wadah, kemudian diletakkan di atas api selama kurang lebih seperempat jam kemudian bacakan ayat hasad dan pembakar (dan ayat lain sesuai keadaan) atau membaca surah baqarah seutuhnya, dan mengoleskannya ke tubuh dan mengambil darinya sesendok besar setiap pagi dan sore.
Dapat juga mengobati penyakit spiritual –termasuk ain dan hasad— dengan berbagai cara pengobatan. Dan saya menasihati korban ‘ain dengan melakukan akupuntur pada muka dan kepala mereka (kebanyakannya wanita), karena pengaruh jarum (lumayan) cepat, dengan cara ini dapat mengeluarkan ‘ain dan menguatkan daya tahan korban dengan cepat.
Dan akan kita ketahui berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit spiritual pada pembicaraan kita tentang al-mas (ayan, sejenis penyakit gila),karena ada program pengobatan intensif untuk menyembuhkannya diantaranya dengan bekam, dupa, minyak wangi, beberapa salep medis dan sejenisnya yang dapat juga digunakan untuk penyembuhan hasad.
Wallahu a’lam.